Seperti yang kita ketahui bersama, cyber city merupakan sebuah konsep mengenai kota modern yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Konsep ini pada dasarnya merupakan konsekuensi dari meningkatnya kebutuhan masyarakat atas akses informasi dan komunikasi yang mudah dan cepat.
Sebenarnya apa Cyber City itu? cyber city adalah sebuah konsep kota masa depan yang berbasis teknologi informasi tingkat lanjut. Sebuah kota dengan konsep Cyber City yang telah mapan akan menjadi sebuah kota yang terkoneksi di seluruh bidang. Berbagai kebutuhan masyarakat kota dalam dalam berbagai bidang, baik ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan lain-lain tersaji dalam satu konsep yang saling berhubungan. Walaupun ujung-ujungnya konsep Cyber City sebenarnya adalah harapan untuk dapat meningkatkan kualitas kehidupan warga sebuah kota.
Cyber city merupakan salah satu konsep kota modern berbasis teknologi informasi yang kini telah banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia. Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat.
Contoh cyber city di Asia antara lain adalah kota Busan di Korea Selatan, Cybercity di Magarpatta yang merupakan swasta terbesar Teknologi Software Park di India, dan Cyberjaya city di Malaysia. Semua Proses pengembangan umumnya dilakukan setelah mengagendakan program Cyber City, pemerintah kota setempat memulainya dengan menjalankan konsep Cyber City secara perlahan dan terstruktur. Semua harus diawali dengan sosialisasi yang baik dan menyeluruh. Kemudian memperkenalkan apa tujuan besar dibangunnya cyber city kepada semua lapisan masyarakat. Setelah itu barulah mulai membenahi dan menyediakan infrastruktur pendukung konsep Cyber City tersebut sehingga ketika infrastuktur telah tersedia, dengan sendirinya konsep Cyber City sudah dapat berjalan sesuai harapan.
Gb.1. Cybercity di Magarpatta, India
Gb.2. Cyberjaya city, Malaysia
Bangsa Indonesia sudah waktunya mulai menerapkan konsep cyber city secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan warganya dalam menggunakan teknologi informasi, seperti mengakses internet secara lebih luas, tidak lagi terbatas pada kalangan tertentu saja. Bagaimanapun juga bangsa Indonesia kini berada dalam abad informasi dimana setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjalin pergaulan secara luas baik nasional maupun internasional. Implementasi cyber city juga bisa membantu masyarakat dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Dalam hal ini, masyarakat akan semakin pandai menggunakan internet dalam jumlah yang besar. Pemasangan hot spot Wi-Fi di sejumlah tempat terbuka seperti taman-taman kota, tempat-tempat olahraga, lokasi bandara, pelabuhan, terminal bis, pusat-pusat perbelanjan modern dan tempat-tempat wisata lainnya akan semakin memudahkan masyarakat untuk beraktifitas secara lebih leluasa dalam satu waktu yang bersamaan.
Beberapa gambaran fakta di atas menunjukkan bahwa ke depan nanti sebagian besar masyarakat kota akan semakin bergantung pada teknologi informasi untuk menjalani berbagai aktifitasnya. Tolok ukurnya adalah kebutuhan masyarakat terhadap suatu pelayanan informasi dan komunikasi digital yang serba cepat, efisien dan efektif. Pola kerja dinamis seperti ini tidak sekedar menunjukkan gaya hidup orang modern tetapi sudah menjadi kebutuhan semua orang. Hal ini mirip seperti komunikasi ponsel dimana hampir semua kelas sosial masyarakat menggunakannya. Oleh karena itu, internet akan menjadi jendela dunia bagi masyarakat dalam suatu kawasan atau kota untuk saling bertukar informasi dan berkomunikasi dalam segala hal. Inilah ciri suatu pengembangan kota modern yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dimana masyarakatnya dapat terlayani secara elektronik dan infrastruktur pendukungnya dapat saling terintegrasi dengan baik.
Beberapa kota besar di Indonesia sudah mulai mengembangkan konsep cybercity secara parsial. Kota Makassar misalnya, yang merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, telah melakukan uji coba penggunaan perangkat pendukung internet nirkabel atau hot spot di kawasan pantai Losari sepanjang 1,2 Km tahun 2007 lalu. Dengan langkah ini diharapkan semakin banyak pengguna dan masyarakat tidak gagap lagi dengan teknologi informasi khususnya untuk mengakses internet. Di samping itu, keberadaan layanan akses internet gratis ini akan memancing minat wisatawan, baik mancanegara maupun domestik untuk berdatangan ke lokasi hot spot layanan internet gratis tersebut. Demikian juga para pebisnis dapat memanfaatkan internet gratis di ruang publik sehingga lambat laun pantai Losari akan menjadi salah satu daerah tujuan bisnis dan objek wisata yang diharapkan bisa semakin terkenal dalam skala nasional maupun internasional. Saat ini, pemerintah setempat sedang berupaya memasang puluhan bahkan ratusan access point atau titik akses internet di berbagai wilayah kota Makassar. Puluhan hot spot pun sudah terpasang di sejumlah hotel berbintang, mal, kampus dan instansi-instansi swasta dengan menggunakan teknologi Wi-Fi.
Sejumlah provider saat ini sudah mendapatkan izin pemerintah untuk menggunakan teknologi Wi-Max (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yang memiliki daya jangkau hingga 50 Km dengan kecepatan transfer bisa mencapai 75 megabyte per detik dimana ribuan orang dapat mengakses internet dalam satu waktu sekaligus. Dengan teknologi Wi-Max ini sinyal internet akan dipancarkan melalui sebuah menara semacam terminal untuk layanan telepon seluler (Base Transceiver Station/BTS). Hal ini sangat mendukung berjalannya konsep cyber city di Indonesia.
Pemerintah juga sebenarnya telah berjanji untuk memberikan insentif kepada pengembang kawasan kota cyber dalam bentuk finansial maupun non finansial untuk menarik investasi dari dalam dan luar negeri. Hal ini sejalan dengan penataan industri teknologi informasi saat ini yang difokuskan pada pembentukan unit kota cyber. Dalam pandangan pemerintah, konsep cybercity digambarkan sebagai kawasan dengan infrastruktur teknologi informasi yang memadai baik dari sisi konektivitas jaringan terpadu, kapasitas bandwidth, internet nirkabel dan kabel, dan infrastruktur serat optik mencukupi serta sarana pusat riset yang dikelola bersama perguruan tinggi dan swasta. Terakhir adalah semua pihak terkait harus sudah bersatu untuk membenahi segala sesuatunya, khususnya didalam melakukan pembenahan infrastruktur yang merupakan salah satu kelemahan kita didalam melakukan percepatan pembangunan di bidang teknologi informasi.