• Integer vitae nulla!

    Booker T. Washington

    I think I began learning long ago that those who are happiest are those who do the most for others

  • Suspendisse neque tellus

    Albert Einstein

    The significant problems we face cannot be solved at the same level of thinking we were at when we created them

  • Curabitur faucibus

    Napoleon Hill

    All achievements, all earned riches, have their beginning in an idea

Selasa, 16 November 2010

Sun Zi Bingfa

Pernah mendengar nama Sun Tzu ?  Saya yakin anda sudah mendengar atau bahkan sudah mempraktekkan strategi-strateginya dalam kehidupan sehari-hari anda .   Sun Zi/Sun Tzu (diperkirakan lahir pada tahun 535 SM) adalah penulis Sun Zi Bingfa (Inggris: Sun Tzu's Art of War), sebuah buku filsafat militer China kuno yang sangat berpengaruh (sebagian besar isinya tidak berhubungan langsung dengan taktik). Dia juga salah seorang realis paling awal dalam bidang ilmu politik. Sun Tzu bukanlah nama asli, melainkan sebuah sebutan kehormatan seperti halnya Kong Tzu (Konfusius) atau Lao Tzu (Lao Tse). 

Satu-satunya sumber mengenai kehidupan Sun Zi yang masih tersisa adalah biografi yang ditulis pada abad ke-2 SM oleh ahli sejarah Sima Qian, yang mendeskripsikannya sebagai jendral yang hidup di negara Wu pada abad ke-6 SM. Namun, biografi ini tidak konsisten dengan sumber-sumber yang lain tentang periode tersebut, dan bentuk dan konteksnya mengindikasikan bahwa biografi ini kemungkinan besar ditulis antara 400 SM dan 320 SM.

Karya Sun Zi sendiri, Sun Zi Bingfa, tampaknya memuat beberapa petunjuk langsung tentang kehidupannya. Contohnya, kereta perang yang dijelaskan Sun Zi digunakan dalam periode yang relatif singkat, yang berakhir pada abad ke-4 SM, yang berarti sebagian buku ini ditulis pada periode tersebut.
Beberapa orang ahli menyimpulkan bahwa tulisan Sun Zi sebenarnya digarap oleh beberapa orang filsuf China yang tidak diketahui dan bahwa Sun Zi sebenarnya tidak ada dalam sejarah. Ini dapat dilihat lebih jauh dalam kenyataan bahwa kesejarahan Sun Zi dibahas panjang-lebar dalam kata pengantar untuk terjemahan Giles pada 1910 (tersedia online dalam Proyek Gutenberg). Giles mengemukakan perasaan ragu dan kebingungan yang melingkupi topik ini.

Pada tahun 1972, satu set teks ditemukan di kuburan dekat Linyi di Shandong. Ini telah membantu mengonfirmasi teks yang telah diketahui sebelumnya, dan juga menambah bab-bab baru. Teks tersebut diperkirakan ditulis antara 134 SM-118 SM , sehingga meruntuhkan teori lama yang menyatakan bahwa sebagian buku ini ditulis lebih belakangan.

Sun Pin, keturunan Sun Zi, juga menulis teks yang berjudul Art of War (Seni Perang), walaupun mungkin judul yang lebih cocok adalah Art of Warfare (Seni Peperangan) karena lebih membahas sisi praktis peperangan . Sedikitnya satu penerjemah menjudulinya The Lost Art of War (Seni Perang yang Hilang), karena buku ini, dalam waktu yang lama, memang hilang.

Sun Zi Bingfa (Hanyu Pinyin: Sūnzĭ Bīngfǎ), atau dikenal pula sebagai Sun Tzu Art of War, adalah sebuah buku filsafat militer yang diperkirakan ditulis pada abad ke-6 oleh Sun Zi. Terdiri dari 13 bab di mana setiap bagian membahas strategi dan berbagai metode perang. Karya ini merupakan karya tulis militer Tiongkok yang paling dihormati dan paling terkenal di luar negeri Tiongkok. Siapa yang menulis buku ini sampai sekarang masih diperdebatkan oleh para pakar sejarah. Beberapa ahli berpendapat bahwa Sun Zi bukanlah nama asli penulis buku ini, melainkan julukan yang diberikan orang kepada penulis tersebut. Sebab, kata "Zi" pada nama Sun Zi sebenarnya digunakan untuk mengacu pada seorang filsuf sehingga Sun Zi diartikan sebagai "filsuf Sun."

Buku ini juga menjadi salah satu buku strategi militer tertua di dunia dan banyak memberikan pengaruh dalam perencanaan strategi militer baik Dunia Timur maupun Barat, taktik bisnis, dan banyak lagi. Buku yang ditulis sekitar tahun 400—320 SM ini pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 716—735 M. Sementara itu, di Eropa, buku ini diperkenalkan oleh Jean Joseph Marie Amiot, yang menerjemahkannya ke dalam bahasa Perancis. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kapten E. F. Calthrop, seorang kapten berkebangsaan Inggris.

Menurut konsep Sun Tzu, sebelum perang dilakukan ada lima hal penting yang harus diperhatikan, dianalisa secara detail untuk meraih kemenangan. Saat ini konsep Sun Tzu dapat pula digunakan untuk meraih suatu kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan. Beberapa hal yang harus diperhatikan tersebut menurut  Sun Tzu adalah:
1.            Tao (moralitas); dukungan moral merupakan sumber kekuatan. Selama masih  memiliki moralitas, maka kita akan meraih kesuksesan untuk meningkatkan  kualitas diri kita. Dengan melakukan hal-hal yang berhubungan dengan moralitas kita akan berkembang.
2.            Thien (langit, cuaca, musim, gelap terang, timing dan peluang). Untuk mengembangkan diri, kita harus menganalisa kekuatan dalam diri kita yang cocok dengan bakat yang dimiliki. Akan menjadi luar biasa apabila kita melakukan sesuatu sesuai dengan bakat yang dimiliki dan cocok dengan kondisi kita saat ini.
3.            Ti (geografi). Untuk dapat sukses, kita perlu menganalisis keadaan geografi dan kondisi waktu yang cocok untuk mengembangkan diri.
4.            Chiang (kepemimpinan); menyangkut wibawa dan charisma seorang pemimpin yang bijak dan tegas. Sangat ditekankan untuk dapat bertindak bijak tetapi tegas kepada diri sendiri. Hanya dengan memiliki jati diri, ketegasan, kedisiplinan, tanggung jawab, kepercayaan diri dan keyakinan, kita dapat sukses.
5.            Fak (hukum); hukum organisasi. Hukum tentang kedisiplinan dan struktur organisasi yang jelas. Kita harus bias mendisiplinkan diri setiap saat dalam menjalankan hokum. Kalau hukum dapat berjalan dengan benar, maka kualitas yang ada dalam diri kita akan menyedot kekuatan yang ada di luar sehingga akan tercipta kekuatan yang luar biasa; kemajuan akan dicapai oleh mereka yang dapat mendisiplinkan diri sendiri.

Menurut konsep Chiang (kepemimpinan), ada lima factor penting yang harus dimiliki oleh pemimpin yang ingin maju:
1.            Kebijaksanaan, visi, wawasan, kepandaian dan ilmu pengetahuan. Jika kita ingin berkembang semua hal ini mutlak diperlukan. Untuk dapat mengembangkan diri, harus memiliki visi jauh ke depan yang didahului dengan proses belajar.
2.            Kepercayaan. Orang dapat dipercaya bukan karena memiliki kekayaan materi,tetapi karena memiliki kepribadian yang bias diterima dalam pergaulan. Kualitas kepercayaan diri, kepercayaan pada orang dan kepercayaan dalam pergaulan perlu dipelihara. Dengan kepercayaan dari masyarakat kita akan memiliki banyak koneksi yang memberikan kesempatan untuk meraih rejeki.
3.            Kebajikan. Dalam kehidupan kita harus mengandalkan kebajikan, bukan kekerasan. Hendaknya kita melihat kelemahan sebagai suatu proses untuk melihat, memahami dan mengagumi orang lain sehingga muncul wibawa kebesaran kita di atas orang lain.
4.            Keberanian. Keberanian untuk mencoba dan berusaha adalah semangat yang luar biasa. Orang yang mempunyai semangat keberanian akan dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
5.            Ketegasan. Kita hendaknya tegas terhadap diri sendiri. Jika kita keras dan tegas pada diri sendiri, maka hidup akan lunak pada kita. Tanpa adanya ketegasan dan focus yang akan dicapai, kita tidak akan berhasil dalam hidup.

Dibawah ini  adalah Tiga Puluh Enam Strategi,  sebuah koleksi sajak Tiongkok yang berisikan taktik Perang. Strategi ini disusun oleh Sun Tzu,  sebagai berikut :

Strategi untuk Menang
Strategi 1: Perdaya Langit untuk melewati Samudera. Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh bertindaklah di tempat terbuka dengan menyembunyikan maksud tersembunyi anda.

Strategi 2: Kepung Wei untuk menyelamat-kan Zhao. Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Seranglah sesuatu yang berhubu-ngan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis.

Strategi 3: Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. Serang dengan menggu-nakan kekuatan pihak lain. Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok tentara musuh menjadi peng-khianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri.

Strategi 4: Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga. Rencanakan waktu dan tempat pertempuran terlebih dahulu. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, seranglah.

Strategi 5: Merompak sebuah rumah yang terbakar. Saat musuh mengalami konflik internal, inilah waktunya untuk menyerang.

Strategi 6: Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.

Strategi Berhadapan dengan Musuh
Strategi 7: Buatlah sesuatu untuk hal kosong. Buatlah tipu daya 2 kali. Setelah beraksi terhadap tipuan pertama dan kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. Namun tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.

Strategi 8: Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung dan yang kedua secara tidak langsung dimana musuh tidak menyangka dan membagi kekuatannya sehingga akhirnya mengalami kebingungan.

Strategi 9: Pantau api yang terbakar sepanjang sungai. Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antara mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan.

Strategi 10: Pisau tersarung dalam senyum. Puji dan jilat musuh anda. Ketika mendapat kepercayaan darinya, mulailah melawan secara diam-diam.

Strategi 11: Pohon kecil berkorban untuk pohon besar. Ada suatu keadaan dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.

Strategi 12: Mencuri kambing sepanjang perjalanan. Sementara tetap berpe-gang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.

Strategi Penyerangan
Strategi 13: Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika anda tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan.

Strategi 14: Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya. Ambil cara yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberi-nya tujuan baru.

Strategi 15: Permainkan harimau untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Permainkan mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.

Strategi 16: Pada saat menangkap, lepaslah satu orang. Mangsa yang tersudut biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti, moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.

Strategi 17: Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok. Persiapkan sebuah jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan seperti kekayaan, kekuasaan, dan wanita.

Strategi 18: Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya. Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya.Sisa pasukannya akan terpecah belah atau menyerah.

Strategi Membingungkan
Strategi 19: Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk dihadapi secara langsung, lemahkan musuh dengan meruntuhkan dasarnya dan menyerang sumberdayanya.

Strategi 20: Memancing di air keruh. Sebelum menghadapi pasukan musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan mereka.

Strategi 21: Mepaskan kulit serangga. Ketika anda dalam keadaan tersudut dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus menyatukan kelompok, buatlah sebuah tipuan. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang dilakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat.

Strategi 22: Tutup pintu untuk menangkap pencuri. Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru.

Strategi 23: Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.

Strategi 24: Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo. Pinjam sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumberdaya untuk berbalik menyerang sekutu.
Strategi Pendekatan

Strategi 25: Gantikan balok dengan kayu jelek. Kacaukan formasi musuh, buatlah satu hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang diperlukan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif.

Strategi 26: Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya. Untuk mendisiplinkan, mengawal, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas.

Strategi 27: Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan harimau. Sembunyi di balik topeng kebodohan untuk mencip-takan kebingungan atas tujuan dan motivasi anda. Tipu lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level pertahanannya.

Strategi 28: Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas. Biarlah musuh mengacau ke daerah anda. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk melarikan diri. Lalau serang sekuat tenaga.

Strategi 29: Hias pohon dengan bunga palsu. Dengan menggunakan muslihat dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak mengancam kelihatan berbahaya.

Strategi 30: Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat. Kalahkan musuh dari dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama. Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan musuh sedang beristirahat, serang secara langsung pertahanannya.

Strategi Kalah
Strategi 31: Jebakan indah. Kirim musuh anda umpan yang akan menyebabkan perselisihan di basis pertahanannya. Jebakan ini terutama menggunakan wanita.

Strategi 32: Kosongkan benteng. Perangkap psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh perangkap.

Strategi 33: Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah pertahanannya. Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.

Strategi 34: Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan: musuh akan bersantai sejenak karena tidak melihat anda sebagai ancaman serius; kedua, jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.

Strategi 35: Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan. Jangan pernah bergantung pada satu strategi.

Strategi 36: Larilah untuk bertempur di lain waktu. Ketika pihak anda mengalami kekalahan, hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama tidak kalah, anda masih memiliki kesempatan menang! 

Strategi tetaplah strategi, kembali  kepada seberapa bijak kita menggunakannya. Seorang bijak pernah berkata, "jangan biarkan anda berada dalam posisi aman, tempatkan diri anda selalu dalam posisi dipinggir, karena geliat anda agar tidak terjatuh akan membuat tingkat kesadaran anda menjadi semakin tinggi".  Maka mulailah berstrategi, bukan untuk memenangkan semua perang, tetapi agar kita  tetap sadar sebagai manusia.
 

0 komentar:

Posting Komentar