Sekedar share tentang buku yang sempat saya baca beberapa waktu lalu, mungkin anda menyukainya, mungkin juga tidak. tidak ada hubungannya dengan teknologi seperti tag dalam blog saya ini, tapi jangan salah, mungkin saja informasi didalamnya bisa saja mentrigger peningkatan knowlege IT anda, buku ini ditulis oleh Malcom Gladwell, seorang Inggris yang besar di Kanada, lahir pada tahun 1963. Ia meraih gelar sarjananya dalam bidang sejarah dari University of Toronto pada tahun 1984. Dari tahun 1987 sampa 1996 ia menjadi reporter The Washington Post, pertama kali sebagai penulis bidang sains dan kemudian sebagai kepala biro New York. Sejak tahun 1996 ia menjadi staff writer bagi majalah The New Yorker. Berikut adalah sedikit review buku The Tipping Point :
Hal-hal kecil ternyata dapat membuat perubahan besar. Itulah ide dasar yang disampaikan dalam buku The Tipping Point. Dengan ide sederhana ini, Malcolm Gladwell menguraikan sebuah proses yang kompleks dan kadang luput dari perhatian orang, tentang bagaimana sesuatu dapat diterima oleh orang banyak sekaligus. Hal itu bisa terjadi pada banyak hal, mulai dari wabah penyakit, tren mode, teknologi baru, inovasi bisnis, atau perubahan-perubahan sosial lainnya.
The Tipping Point sendiri dapat diartikan sebagai sebuah momen di mana suatu perubahan menemukan momentumnya, sehingga menjalar dan menjadi sangat sulit dihentikan. Ini adalah sebuah momen, di mana wabah menjangkiti banyak orang dalam waktu singkat, tren mode berubah menjadi budaya massa, atau momen di mana sebuah inovasi bisnis dapat diterima banyak orang sekaligus. Secara singkat, buku ini menjelaskan bahwa ada tiga prinsip yang membentuk momentum tipping point tersebut, yaitu The Law of The Few, The Stickiness Factor, dan The Power of Context.
The Law of the Few menjelaskan bahwa perubahan-perubahan besar dimulai dari proses komunikasi yang dibangun oleh orang-orang yang mempunyai pengaruh tertentu dalam masyarakat. Orang-orang ini dibagi dalam tiga jenis karakteristik, yaitu Penghubung, Orang Bijak, dan Penjual. Orang-orang inilah yang kemudian berperan sebagai opinion leader dari banyak orang.
The Stickiness Factor menjelaskan tentang bagaimana sebuah pesan harus dirangkai menjadi cukup unik dan sederhana, sehingga memudahkan orang untuk mengingatnya. Gladwell menjelaskan bahwa pesan yang efektif tidak dibentuk secara asal-asalan dan mengandalkan spontanitas saja, tetapi juga perlu dievaluasi berkali-kali sehingga benar-benar dapat efektif.
Sementara The Power of Context mengingatkan tentang perlunya situasi dan kondisi yang tepat sehingga suatu pesan dapat menghasilkan perubahan.
Gladwell menjelaskan ketiga prinsip utamanya ini dengan berbagai contoh kasus. Misalnya, Hush Puppies semula hanyalah sebuah produk sepatu anak-anak biasa di Amerika sampai ia kemudian lambat laun menjadi sangat populer, bahkan sampai ke seluruh dunia. Dalam melakukan hal itu, Hush Puppies tidak melakukan kampanye iklan yang luas, tetapi mengambil manfaat dari kampanye mulut ke mulut yang dilakukan oleh orang-orang yang termasuk dalam kategori The Law of The Few, yaitu Penghubung, Orang Bijak dan Penjual.
Ada juga cerita tentang kepemimpinan Paul Revere, seorang pejuang Amerika, yang menyampaikan berita di tengah malam tentang kedatangan tentara Inggris. Usaha Revere yang mengetuk pintu rumah-rumah di malam hari dan menceritakan tentang kedatangan kapal-kapal Inggris mendapat respon sangat positif dari masyarakat, sehingga mereka dapat segera bersiap-siap. Kepemimpinan Paul Revere ini mengingatkan tentang The Power of Context, karena pada saat itu, masyarakat sudah mendengar rumor tentang kedatangan pasukan Inggris, sehingga mereka percaya kepada Revere yang membangunkannya malam-malam.
Ada contoh kasus dari Sesame Street dan Blues Clues yang menciptakan acara dengan unik, sehingga tayangan tersebut dapat menjadi acara yang menghibur sekaligus mendidik bagi anak-anak. Bahkan hasilnya lebih dari itu, Sesame Street dan Blues Clues menjadi tayangan anak yang sangat populer bukan hanya di Amerika, tetapi juga diseluruh dunia. Usaha dari Sesame Street dan Blues Clues tersebut memenuhi prinsip The Stickiness Factor, yaitu bahwa sebuah pesan harus unik, sehingga mudah diingat dan dengan demikian, mudah menjalar kemana-mana.
Dalam hubungannya dengan bisnis dan kepemimpinan, buku ini mengingatkan Anda akan beberapa hal. Pertama, adalah tentang pentingnya Anda mengkomunikasikan pesan Anda kepada orang-orang yang tepat, yaitu mereka yang memegang pengaruh terhadap opini banyak orang. Anda perlu memperluas jaringan Anda—bukan hanya secara kuantitas, tetapi secara kualitas.
Kedua, anda perlu membuat pesan yang Anda sampaikan, apakah itu sebuah ide atau produk inovasi baru, untuk menjadi cukup unik dan sederhana untuk diingat oleh orang lain. Ketiga, Anda perlu memperhatikan situasi dan kondisi di sekitar Anda, yang bisa mendukung pesan yang ingin Anda sampaikan atau produk yang ingin Anda jual.
Kesimpulannya, buku The Tipping Point karya Malcolm Gladwell mengingatkan bahwa tidak semua penyakit menjadi wabah, tidak semua gaya fashion menjadi tren, dan tidak semua inovasi dapat diterima orang banyak. Untuk itulah Anda perlu membaca buku ini.
Terakhir, mungkin menarik melihat bahwa buku The Tipping Point sendiri sebenarnya merupakan contoh kasus yang paling tepat dalam menjabarkan bagaimana berbagai proses dapat terjadi. Buku International Bestseller ini, awalnya hanya merupakan artikel-artikel Gladwell saat dia masih menjadi jurnalis di harian The New Yorker. Buku ini kemudian menjadi buku pertamanya, yang membuat dirinya mendapatkan pengakuan dunia. Salah satunya, Majalah Newsweek pernah menempatkan Gladwell di posisi ketujuh dari 10 pemikir terdepan dunia saat ini (Top 10 Thought Leaders).
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tertarik mengalami momen perubahan dalam bisnis dan kepemimpinan Anda?
Malcom Gladwel |
0 komentar:
Posting Komentar