• Integer vitae nulla!

    Booker T. Washington

    I think I began learning long ago that those who are happiest are those who do the most for others

  • Suspendisse neque tellus

    Albert Einstein

    The significant problems we face cannot be solved at the same level of thinking we were at when we created them

  • Curabitur faucibus

    Napoleon Hill

    All achievements, all earned riches, have their beginning in an idea

Selasa, 21 Desember 2010

A new religion, named Blackberry™

Mungkin judul diatas sepertinya terlalu ekstrim untuk disebutkan. Pada saat menulis, saya hanya membayangkan betapa fenomenalnya sebuah gadget bernama Blackberry. Berapa banyak seorang muslim menjalankan ibadahnya dalam sehari semalam ? Atau umat kristiani atau agama lainnya. Saya yakin, tidak akan ada agama yang dijalankan sebegitu taatnya seperti menggunakan blackberry. Yup!, have been born a new religion, namely blackberry...

Blackberry, sebuah Smartphone asal Kanada ini seakan telah menjelma menjadi sebuah gaya hidup baru metropolis yang tidak pernah lepas dari tren dan lifestyle sebagai wujud masyarakat modern dan tidak pernah mau ketinggalan jaman. Alhasil ketika BlackBerry telah sampai di Indonesia, masyarakat berbondong-bondong untuk mencicipi satuexperience baru memakai smartphone yang identik dengan fasilitas chatting BlackBerry Messenger, push-email, Facebook, twitter, hingga MySpace dan belum lagi ringtone khasnya hingga silikon aneka warna yang menjadi pemakai BlackBerry dapat merasakan sebuah pengalaman yang tidak pernah bisa diberikan secara utuh oleh Nokia, sang market leader selama ini.

Seperti dampak positif yang dibawanya, BlackBerry tentu juga memberikan dampak negatif yang tidak bisa dihindari lagi. KEAUTISAN. Ya, mungkin itu istilah paling sempurna untuk menggambarkan bagaimana seseorang tidak lagi memperhatikan lingkungannya tapi malah asik mengetik keyboard sambil tertawa sendiri. Mengutip perkataan seseorang yang masih saya ingat sampai saat ini:

"BlackBerry mendekatkan yang jauh, dan 
menjauhkan yang dekat."


Ada betulnya. Kini untuk berkomunikasi,  jutaan masyarakat Indonesia lainnya, hanya cukup menekan logo BlackBerry Messenger yang sekarang sudah sangat akrab digunakan, dan kemudian dengan mudahnya berkomunikasi dapat berlangsung dengan teman-teman yang beberapa berada di Singapura, Malaysia, China, bahkan Amerika sekalipun.  Namun, tahukah anda,  pada saat berjalan-jalan dengan teman misalnya diplaza, komunikasi antar sesama teman menjadi sangat amat berkurang karena sebagian waktu telah terpangkas oleh aktifitas di depan handphone yang mungkin dulunya tidak pernah terjadi ketika masih menggunakan handheld yang lain.

Sekarang mari kita lihat  bebarapa dampak buruk dari penggunaan BlackBerry :
1. Membuat ketagihan
Perangkat telepon seluler pintar ini begitu mudah membuat pemiliknya merasa kecanduan. Studi Rutgers University pada 2006 menyimpulkan, Blackberry dan perangkat serupa memicu kenaikan penggunaan internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental.

2. Mengganggu tidur 
Dengan layanan internet 24 jam, perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan memainkan Blackberry-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur. Tak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar Blackberry, sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk.

Kebiasaan menyanding Blackberry di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. 

Sebuah penelitian mengungkap, pengguna Blackberry yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi. Penelitian yang dilakukan Uppsala University di Swedia menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu aktivitas tidur.

3. Memicu cemas
Memiliki telepon selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan Blackberry, aktivitas berkirim email, chatting, hingga berselancar di internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja. Banyak pula yang mengandalkannya untuk urusan pekerjaan.

Studi yang dilakukan MIT's Sloan School of Management pada 2007 mengungkap, penggunaan Blackberry membentuk budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang dijagokan telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk kala sedang libur.

4. Melemahkan otak
Di balik kemudahan yang diberikan, Blackberry berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya. Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain.

"Sebagai multitasker, otak mereka dibanjiri terlalu banyak informasi, akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi yang penting dengan cepat," kata Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan Psikologis di Maryland, Baltimore.

Untuk itu, ia menyarankan para pengguna Blackberry agar tak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam. “Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali," kata Goodman. "Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau dering Blackberry.".

Perubahan perilaku
Anda tentu telah merasakan berbagai hal positif dan negatif dari penggunaan Blackberry atau bahkan Blackberry sudah menjelma menjadi bagian yang terpisahkan dari hidup anda saat ini. Sekarang mari kita berkaca sebentar dengan mengetahui perubahan perilaku apa yang terjadi setelah menggunakan Blackberry, sebagai berikut :
1. Rela disuruh antri, semakin panjang semakin tenang, tidak akan menunjukkan gejala kekesalan sama sekali.
2. Yang tadinya ngedumel saat macet, sekarang tenaaaaang.
3. Berharap kena lampu merah berulang-ulang. Kalo lampu berubah jadi ijo malah kesel. Tetep nekad jawabin email/chatting.
4. Sering diklaksonin orang lain, sampai disaranin pasang stiker di belakang mobil “harap sabar, BlackBerry user”.
5. Waktu BAB jadi tambah lama. Padahal isinya udah kosong tapi tetep aja nongkrong.
6. Tidur miring nungguin pasangan sambil BB di tangan. Kejar target ngabisin baca email.
7. Suka senyum-senyum sendiri.
8. Tidak konsen kerja.
9. Bangun pagi yang pertama dicari BB dulu bukan yang lain.
10. Waktu diajak ngobrol orang tetep maksa jawab email/chatting. Cuek. Padahal yang ngajak ngobrol itu kadang bossnya sendiri.
11. Lebih senang disupirin daripada nyetir sendiri. Rela naik busway biar gak usah nyetir.
12. Jadi jarang marah tapi jadi sering dimarahin orang karena diajak ngobrol gak nyambung.
13. Kalo di tempat umum suka panik nyari stop kontak. Batere sekarat.
14. Kalo anaknya rewel langsung nunjukkin BB nya buat menghibur.
15. Sering lupa mencet tombol lift. Harusnya naik malah turun. Belum lagi kebablasan lantainya.
16. Kalo ngantri di bank pake nomor antrian, pas dipanggil di speaker gak denger. Pas kepala liat monitor kaget. Waks! Harus ambil antrian ulang. Tapi tetep tenaaaaang.
17. Langganan koran dan majalah masih tertumpuk rapi tak terbaca.
18. Sering kejedug karena kalo jalan mata tertuju ke layar BB.
19. Bikin tangan ga pernah kosong. Walaupun ga chatting, tetep aja BB di tangan! Gak bisa taruh di kantong, tas.. uda settingannya gitu. BB kejait di tangan.

Jadi, perubahan perilaku apa yang terjadi pada diri anda setelah melihat list diatas ?
Mudah-mudahan tidak semuanya... :D

Gunakan teknologi dengan bijak, berkomitmen boleh, ingin selalu dekat juga boleh, tapi aturlah waktu pemanfaatan teknologi tersebut agar benar-benar berguna dengan tidak mengorbankan yang lain, seperti kesehatan (mental) anda dan keluarga anda.  

Selamat menggunakan blackberry (dengan lebih bijak)....  :-*

0 komentar:

Posting Komentar